BENCANA ALAM DATANG LAGI
Kamis, 28 Mei 2009
Longsor di Kiarapedes Tujuh Warga Mengungsi
Kali ini bencana itu menimpa desa tetanggaku walaupun tidak menelan jiwa tetapi ini merupakan suatu bencana yang tidak bisa di anggap sebelah mata...akibat bencana ini tujuh rumah warga terkena imbasnya, rumah mereka terbawa longsor..
Akibat longsor, tujuh keluarga di Kampung Serepong, Desa Mekarjaya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, terpaksa mengungsi sejak dua hari terakhir. Senin (21/8), rekahan tanah akibat longsor semakin besar sehingga warga tetap tinggal di pengungsian.
Longsor pertama terjadi Sabtu lalu selepas subuh. Pascakejadian tersebut, warga langsung meninggalkan rumah-rumah mereka. Beberapa keluarga mengungsi ke rumah saudaranya, sebagian lainnya tinggal dan memindahkan barang-barangnya di gedung milik SD Mekarjaya I.
Longsor diperkirakan terjadi karena rapuhnya tanah yang mengering. Air irigasi dari mata air Cipanasleuweung yang digelontorkan untuk sawah merembes ke dalam tanah. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Namun, tanaman padi di sawah seluas sekitar 0,5 hektar tertutup lumpur. Selain itu, saluran irigasi terputus dan tujuh rumah mulai retak-retak pada bagian belakangnya.
Retakan tanah juga terlihat di belakang rumah warga di RT 1 RW 1, memanjang sekitar 300 meter. Belasan pohon roboh tertimpa longsoran.
"Jenis dan kondisi tanahnya memang rapuh sehingga ketika ada air, tanah menjadi mudah longsor. Ini peristiwa yang kedua sejak tahun 1995," ujar Endar Kanda (30), anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) Mekarjaya.
Terus bertambah
Lebar retakan serta luas longsor juga terus bertambah sejak hari Sabtu. Pada hari Minggu lalu bahkan terjadi longsoran kecil. Kini lubang longsoran yang terbentuk telah mencapai diameter sekitar 7 meter dan kedalaman lebih dari 15 meter. "Rumah-rumah yang sebelumnya tidak retak sekarang mulai retak-retak di dinding dan lantainya. Kami masih takut untuk kembali," ujar Ijromi (61), warga RT 1 RW 1 Kampung Serepong yang terancam longsor.
Sebagian besar rumah berada di atas bukit, tepat di atas lahan yang longsor. Menurut Ijromi, potensi terjadinya longsor susulan sangat besar. Akibatnya, warga memilih untuk mengosongkan rumah dan mengeluarkan semua barang berharganya. "Warga semakin takut karena pada Sabtu malam lalu hujan sempat turun di daerah Wanayasa yang tidak jauh dari sini. Minggunya juga mendung sehingga kami selalu waswas," ujarnya.
Endar menambahkan, perwakilan warga telah melaporkan kejadian tersebut sejak Sabtu siang lalu. Namun, hingga kemarin siang belum ada bantuan sama sekali dari pemerintah daerah. Menurut dia, warga kesulitan untuk mencegah bahaya longsor susulan.
"Warga tidak tahu harus bagaimana karena longsoran terlalu besar untuk ditanggulangi sendiri oleh warga. Rencana bantuan zak-zak penahan juga dinilai kurang efektif," ia menambahkan. Beberapa warga yang tinggal di bangunan SD Mekarjaya berharap bantuan segera turun. Apalagi, hari ini siswa mulai masuk sekolah lagi.
walaupun belum terhitung berapa jumlah kerugian akibat lonsor ini namun saya sangat mengharapkan pada pemerintah setempat segera ambil tindakan yang pasti agar warga merasa nyaman, pemerintah cenderung seolah olah tidak tau menau tentang bencana ini sehingga warga sangat kecewa. sampai berita ini di turunkan, dari pihak pemerintah belum mengambil tindakan apa apa.
Kali ini bencana itu menimpa desa tetanggaku walaupun tidak menelan jiwa tetapi ini merupakan suatu bencana yang tidak bisa di anggap sebelah mata...akibat bencana ini tujuh rumah warga terkena imbasnya, rumah mereka terbawa longsor..
Akibat longsor, tujuh keluarga di Kampung Serepong, Desa Mekarjaya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, terpaksa mengungsi sejak dua hari terakhir. Senin (21/8), rekahan tanah akibat longsor semakin besar sehingga warga tetap tinggal di pengungsian.
Longsor pertama terjadi Sabtu lalu selepas subuh. Pascakejadian tersebut, warga langsung meninggalkan rumah-rumah mereka. Beberapa keluarga mengungsi ke rumah saudaranya, sebagian lainnya tinggal dan memindahkan barang-barangnya di gedung milik SD Mekarjaya I.
Longsor diperkirakan terjadi karena rapuhnya tanah yang mengering. Air irigasi dari mata air Cipanasleuweung yang digelontorkan untuk sawah merembes ke dalam tanah. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Namun, tanaman padi di sawah seluas sekitar 0,5 hektar tertutup lumpur. Selain itu, saluran irigasi terputus dan tujuh rumah mulai retak-retak pada bagian belakangnya.
Retakan tanah juga terlihat di belakang rumah warga di RT 1 RW 1, memanjang sekitar 300 meter. Belasan pohon roboh tertimpa longsoran.
"Jenis dan kondisi tanahnya memang rapuh sehingga ketika ada air, tanah menjadi mudah longsor. Ini peristiwa yang kedua sejak tahun 1995," ujar Endar Kanda (30), anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) Mekarjaya.
Terus bertambah
Lebar retakan serta luas longsor juga terus bertambah sejak hari Sabtu. Pada hari Minggu lalu bahkan terjadi longsoran kecil. Kini lubang longsoran yang terbentuk telah mencapai diameter sekitar 7 meter dan kedalaman lebih dari 15 meter. "Rumah-rumah yang sebelumnya tidak retak sekarang mulai retak-retak di dinding dan lantainya. Kami masih takut untuk kembali," ujar Ijromi (61), warga RT 1 RW 1 Kampung Serepong yang terancam longsor.
Sebagian besar rumah berada di atas bukit, tepat di atas lahan yang longsor. Menurut Ijromi, potensi terjadinya longsor susulan sangat besar. Akibatnya, warga memilih untuk mengosongkan rumah dan mengeluarkan semua barang berharganya. "Warga semakin takut karena pada Sabtu malam lalu hujan sempat turun di daerah Wanayasa yang tidak jauh dari sini. Minggunya juga mendung sehingga kami selalu waswas," ujarnya.
Endar menambahkan, perwakilan warga telah melaporkan kejadian tersebut sejak Sabtu siang lalu. Namun, hingga kemarin siang belum ada bantuan sama sekali dari pemerintah daerah. Menurut dia, warga kesulitan untuk mencegah bahaya longsor susulan.
"Warga tidak tahu harus bagaimana karena longsoran terlalu besar untuk ditanggulangi sendiri oleh warga. Rencana bantuan zak-zak penahan juga dinilai kurang efektif," ia menambahkan. Beberapa warga yang tinggal di bangunan SD Mekarjaya berharap bantuan segera turun. Apalagi, hari ini siswa mulai masuk sekolah lagi.
walaupun belum terhitung berapa jumlah kerugian akibat lonsor ini namun saya sangat mengharapkan pada pemerintah setempat segera ambil tindakan yang pasti agar warga merasa nyaman, pemerintah cenderung seolah olah tidak tau menau tentang bencana ini sehingga warga sangat kecewa. sampai berita ini di turunkan, dari pihak pemerintah belum mengambil tindakan apa apa.
Langganan:
Postingan (Atom)